Luncurkan Buku Inspiratif, Ini Harapan Kiai Miliarder untuk Dunia Pendidikan

 

Jakarta - KH. Asep Saifuddin Chalim meluncurkan kisah hidupnya dalam biografi berjudul Kiai Miliarder Tapi Dermawan. Antusiasme yang tinggi membuat buku ini berhasil meraih cetakan kedua dalam waktu sebulan saja. Apa isi biografi tersebut?

Biografi ini mengisahkan cerita hidup KH. Asep sejak masa mudanya hingga kini. Dahulu, ia pernah mengalami masa sulit setelah ayahnya, KH. Abdul Chalim, meninggal dunia

Beliau keluar karena tidak ada yang membiayai, mau makan saja tidak bisa," ucap Mas'ud Adnan selaku penulis biografi tersebut di Gedung Dewan Pers Jl. Kebon Sirih No.32-34 Jakarta Selasa, (23/8/2022).

Kiai mengamini cerita tersebut. Kegigihan dalam usaha dan berdoa akhirnya mengantarkan KH. Asep menuju titik terang. Ia berhasil mendirikan Pondok Pesantren Amanatul Ummah dengan santri aktif hingga 12 ribu orang. Bahkan santri-santri tersebut sampai melanjutkan studi ke dunia internasional.

"Santri ini hebat banyak yang diterima seperti Mesir, Maroko, Rusia, Cina, itu sudah biasa langganan di santri beliau. ITB, Unair, hampir kebanjiran santri Amanatul Ummah," lanjut Adnan.

Kisahnya yang menginspirasi tertulis dalam buku setebal 424 halaman itu. KH. Asep bertutur, ia ingin memajukan pendidikan Indonesia lewat buku tersebut.

"Ketika mereka membaca manusia mendapat inspirasi. Dengan inspirasi, kemudian mereka menerapkan, mereka merasakan kenikmatan yang sama dengan pendidikan," ujar KH. Asep kepada detikEdu.

Setelah menerbitkan buku ini, KH. Asep tidak berhenti membagikan ilmunya, ia turun langsung ke lapangan. Mengadakan kegiatan agar lebih dekat kepada pembaca.

"Saya turun memberikan seminar-seminar semacam ini, bedah buku semacam ini," ungkapnya,

Ia berharap, dengan biografinya ini dapat mendorong lembaga pendidikan untuk mengikuti sistem pesantren yang telah ia kembangkan.

"Agar kemudian berhasil mengelola pendidikan, berhasil meluluskan lulusan-lulusannya sebagai insan yang berdaya. Mewujudkan kesejahteraan, menegakkan keadilan, tentu untuk Indonesia.

Berbagi :