Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Kisah Dokter Inspiratif, Cegah Stunting Anak-anak di Daerah Perbatasan

 

Kisah Dokter Inspiratif, Cegah Stunting Anak-anak di Daerah Perbatasan

Kepulauan Anambas - Pelayanan kesehatan kepada masyarakat di wilayah perbatasan boleh dibilang belum merata, mulai dari ketersediaan rumah sakit, puskesmas dan klinik yang tersebar di pulau-pulau kecil. Selain itu, persoalan akses transportasi juga masih menjadi tantangan utama bagi para dokter.

Direktur Utama RSUD Tarempa di Kepulauan Anambas, dr. Rini Gumala Cahyaasih menceritakan pengalamannya sebagai dokter yang bertugas mempromosikan kesehatan dari pulau ke pulau. Saat itu, ia harus melakukan edukasi kesehatan secara 'door to door' atau yang kini disebut Puskesmas Keliling (Puskel).


Pelayanan puskel itu dilakukannya saat bertugas pada tahun 2000-an. Ia harus menggunakan kendaraan operasional seperti perahu nelayan untuk menjangkau wilayah-wilayah terpencil yang tempat tinggal masyarakatnya jauh dari pusat layanan kesehatan.



Diketahui, pelayanan Puskesmas Keliling itu memiliki tujuan untuk meningkatkan pelayanan kesehatan kepada masyarakat, terutama yang berhubungan dengan program kesehatan promotif dan preventif.

"Jadi waktu itu saya naik pompong (perahu nelayan) 4 jam (perjalanan) dari Jemaja ke Tarempa dan ke Palmatak karena tahun 2011-2012 RSUD satu-satunya ada di Palmatak," ujarnya kepada Tim Tapal Batas detikcom beberapa waktu lalu.

dr. Rini mengungkapkan di Pulau Palmatak itu dia kerap melakukan edukasi stunting pada masyarakat untuk mencegah gangguan tumbuh kembang anak karena kurangnya asupan gizi. Salah satu contohnya, dia lakukan kepada para calon pengantin.

Jadi (edukasi) stunting ini kita lihat dulu calon pengantinnya, diawasi dulu semua HB dan sebagainya. Ketika calon pengantin tadi sudah menikah, dia akan hamil, dan harus siap untuk hamil, jadi bagi para suami harus jaga gizi istri (dan kandungan istri)," ungkapnya.

Lebih lanjut, dr. Rini mengungkapkan ketika seseorang sudah melahirkan, ia juga menganjurkan masyarakat di sana untuk selalu memeriksa kondisi tubuh si anak secara rutin, baik dari berat badan maupun tinggi badannya. Salah satunya, dengan rajin ke posyandu atau klinik terdekat.

"Ini penting karena untuk mengetahui gejala dini dan pencegahan penyakit stunting tadi. Karena anak-anak yang lahir (di pulau terluar) ini merupakan aset daerah dan aset bangsa kita, yang harus betul-betul kita rawat dan jaga," tuturnya.

Menurutnya, angka kematian ibu dan bayi merupakan faktor sangat penting diminimalisir dalam edukasi stunting ini, sebab jika dimasukkan ke dalam persentase nasional meskipun angka kematian di Kepulauan Anambas kecil tapi secara persentase nasional akan sangat besar.

"Misal, kalau angka kematian ibu dan bayi ini dimasukkan by name by address kami ada 2-3, tapi kalau dimasukkan ke dalam rumus nasional tadi, 2-3 tadi bisa tinggi karena dikalinya 1.000," jelasnya.

Oleh karena itu, dia berharap masyarakat di Kepulauan Anambas ini selalu memprioritaskan kesehatan. Khususnya bagi para ibu hamil maupun balita untuk selalu menjaga asupan gizinya.

"Kita sudah dihadapi oleh berbagai hal yang mempermudah, sekarang tinggal lagi, bukan nggak boleh sakit, tapi bagaimana supaya menjaga agar tidak sakit artinya kita harus mementingkan asupan gizi makanan kita," jelasnya.

Sebagai informasi, dr. Rini selama menjalankan tugasnya sebagai dokter mengaku sangat terbantu dengan adanya fasilitas perbankan yang disediakan oleh BRI. Apalagi, dengan hadirnya Teras BRI Kapal di Kepulauan Anambas yang melakukan operasional di pulau terpencil.

Teras BRI Kapal ini diakuinya sangat membantu, tak hanya bagi dirinya, tapi banyak masyarakat di pulau-pulau terluar yang menjadi pasien di wilayah tugasnya. Mereka jadi tidak perlu bolak-balik ke Tarempa keluar ongkos banyak, hanya untuk menabung.

detikcom bersama BRI mengadakan program Tapal Batas yang mengulas perkembangan ekonomi, infrastruktur, hingga wisata di beberapa wilayah terdepan Indonesia. Untuk mengetahui informasi dari program ini.



Posting Komentar untuk "Kisah Dokter Inspiratif, Cegah Stunting Anak-anak di Daerah Perbatasan"